Opiniku


"temui ibumu, cium tangan, kening bahkan kaki ibumu... sebelum engkau kehilangan seseorang yang menjadi asal muasal dirimu... ibumu juga memiliki sejarah hebat sejak melahirkanmu hingga sekarang, itulah surga yang harus engkau perjuangkan!"


31Oktober 2013

Surga dan Neraka Kita yang Tentukan


“Anda semua akan mengalami kematian, tidak perduli anda pejabat tinggi, artis terkenal atau kere di kolong jembatan, kematian akan mendatangi anda kapan saja dengan tiba-tiba..
Anda yang selama ini hidup di jalan Allah, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, Anda ketika akan mati dikirim malaikat yang lembut hatinya. Dia datang di samping anda dari sebelah kanan sambil membentangkan gambaran surga, sehingga anda bisa melihatnya. Saat ini anda tersenyum, anda justru ingin segera untuk masuk kesana. Bibir anda tersenyum simpul dan malaikat dengan lembut menarik ruh anda keluar dari tubuh. Atas izin Allah anda bahkan bisa tidak merasakan sakit sama sekali, ruh anda keluar disambut malaikat di kiri kanan, anda tersenyum bahagia luar biasa... sebaliknya orang-orang yang anda tinggalkan justru menangis penuh kehilangan..

Sementara Anda yang selama hidupnya justru berbuat maksiat, berbuat kejahatan, merugikan orang lain, disinilah siksaan anda akan dimulai. Malaikat maut datang dengan wajah hitam menyeramkan, dia muncul di sebelah kiri anda dan membentangkan gambaran neraka yang menyala-nyala. Mata anda akan terbelalak ketakutan, nafas anda tersengal-sengal dengan sakit yang amat sangat. Suara nafas yang keluar sampai di tenggorokan anda seperti suara binatang  yang sedang disembelih, dan ini membuat sanak saudara di sekeliling anda menjadi sangat ketakutan. Rasa sakit yang luar biasa itu hanya akan anda tanggung sendiri..
Anda yang selama hidupnya mengambil hak orang lain dengan korupsi, inilah saatnya anda merasakan pembalasan menyakitkan...

31 Oktober 2013

"Kata Nabi, jika engkau menanam pohon, lalu pohon itu tumbuh besar kemudian sehelai daunnya jatuh ke tanah, lalu daun itu dimakan ulat maka itu sudah menjadi SEDEKAHMU..." 


8 November 2013


DILARANG MEMAKAI JILBAB

Bersyukurlah kalian yang dengan bebas dan mudah bisa mengenakan jilbab. Karena diluar sana ternyata masih ada yang harus berjuang keras demi keinginan untuk mengenakan jibab. Seperti yang dialami oleh seorang teman ku , sungguh sebuah kisah yang menyedihkan. Karena disaat hatinya terpanggil untuk mengenakan jilbab , justru malah mendapat penolakan keras dari kedua orang tuanya sendriri, bahkan saudara dan orang-orang terdekatnya pun ikut mencemooh niatannya itu.

Namun dengan kesungguhan niatnya, ia tetap bertekad merubah penampilannya dengan menggunakan jilbab. Bahkan secara diam-diam beberapa pakaian jilbab telah ia beli . tapi ia hanya berani memakainya dan berpose mengenakan jilbab di dalam kamarnya, itupun dengan sembunyi-sembun yi karena masih takut ketahuan orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Suatu hari ia benar-benar nekad untuk mengenakan jilbabnya secara terang-terangan . Ia pun berdandan dikamarnya, dengan perasaan berdebar dan menahan rasa takut dimarahi orang tua, ia pun keluar dari kamarnya, dan menunjukan penampilannya kepada ayah dan ibunya.

Ketika ayah dan ibu melihatnya, meraka langsung murka , marah sejadi-jadinya, dan menyuruh agar ia segera melepaskan jilbab yang ia pakai. Meski dengan susah payah memohon, kedua orang tua tatap saja seperti semula tidak mengizinkannya.

Perasaan sedih dan terpukul begitu dalam ia rasakan. Bayangkan saja ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab. Bahkan ayahnya sempat mengancam akan mengusir dan memutuskan hubungan orang tua dan anak, jika ia bersikeras mengenakan jilbab

Tak mendapat respon baik dari keluarga, ia meminta guru di sekolahnya untuk membantu berbicara dengan orang tuanya. Tetapi sang guru pun menolak. Kemudian ia mencoba minta bantuan seorang ustad dekat rumahnya untuk membujuk orangtuanya agar diizinkan memakai jilbab, tapi,,, hasilnyasama saja. Sang ustad pun tak bersedia membantunya.

Ia merasa betul-betul sendirian di dunia ini. Ia merasa tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab. Sungguh kesedihan yang ia rasakan membuatnya ia putus asa. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan jalan terakhir.

Kembali ia memohon kepada orang tuanya, namun kali ini ia berbicara sambil memegang sebilah pisau ditangannya “Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya mohon untuk yang terakhir kalinya, izinkan saya memakai jilbab. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri.”

Suasana pun menjadi hening namun diselimuti ketegangan dalam keluarga itu.

Akhirnya sambil menghela napas panjang, ayah berkata dengan lirih….

“Bambang….! Kalo kamu cewek terserah deh… tapi kan kamu itu laki-laki, masa sih mau pake jilbab?! Apa kata tetangga nanti?”


11 November 2013


Yah....Namanya Nasib


Di satu sore yang tenang. aku duduk di depan rumah nenekku. Nenekku datang menghampiri saat aku duduk memperhatikan anak-anak di jalan yang sedang membeli kue.

"Yang jualan kue itu istrinya sendiri yang buat", katanya. "Kalau pagi jualannya di SD situ. Tinggalnya di jalan seberang itu. Anaknya dua masih kecil-kecil" Selanjutnya ia menambahkan beberapa perihal tentang keadaan ekonomi penjaga kue itu yang serba pas-pasan. "Ya gitu namanya nasib"

Mendengar ucapan nenekku tentang nasib aku memotong, "Bukan gitu nek, namanya orang hidup ya harus berusaha. Ada yang kerja, ada juga yang jualan kayak dia. Tergantung dia bisanya apa. Jangan nyalah-nyalahin nasib." "Iya namanya nasib!" nenekku menjawab. "Nek, bukan berarti kalau dia cuma jualan kue terus namanya nasib" aku kembali menegaskan pandanganku.

"NAMA ORANG itu NASIB!" nenekku menegaskan. Setelah berpikir sejenak aku pun tertawa terpingkal-pingkal. "Oooo, namanya Nasib. Aku kira namanya nasib.

11 November 2013

Pada saat itulah dialog dan negoisasi antara jasad dan roh mulai terjadi

Rohpun berkata "Wahai jasadku kita berjumpa lagi, berapa tahun ya.. kau kutinggalkan ditanam di dalam tanah?"

Jasadpun juga menjawab "Seingatku, sangat lama sekali engkau meninggalkanku terkubur di dalam tanah"

"Taukah engkau kita di bangunkan dan dipertemukan kembali?" Tanya roh kepada jasad

"Iya aku tahu wahai rohku, ketika sangka-kala meniupkan dengan pekaknya aku terbangun, karena tibalah hari dimana aku menjadi saksi atas perbuatanmu di dunia dulu" Jawab jasad kepada roh

"Wahai jasadku, kalau kamu tahu begitu, dimana hari ini adalah hari peradilan, kumohon bantulah aku, tutupilah kesalahanku, tutupilah kemaksiatanku di dalam peradilan Tuhan ketika tibalah giliranku nanti?" ucap roh dengan lirih

"Wahai roh, maaf aku tidak bisa membantumu, karena dimana hari ini adalah hari keadilan dan aku harus jujur sejujur-jujurnya, hari dimana aku harus menjadi saksi perbuatanmu ketika engkau hidup di dunia, maaf sekali lagi maaf aku tidak bisa membantumu wahai roh….."

"Sekarang tanganku bersaksi, mataku bersaksi, kakiku bersaksi bahkan tidak ada satupun anggota badanku terlewatkan untuk bersaksi atas apa yang engkau perbuat ketika masa hidup itu" Jawab jasad dengan tegas

"Tidak ingatkah ketika kau di dunia, kau kumanja, ketika kau sakit kau kuperhatikan, kubawa kau kedokter agar engkau sembuh, ketika engkau lapar dan haus, kau kuberi makan dan minum agar engkau sehat tidak terserang penyakit, ketika kau mengalami kejenuhan mengurusi permasalahan hidup, kumanja engkau dengan pergi rekreasi untuk menghibur diri"

"Oh jasad… jasad… sekarang kau telah menghianatiku, kau telah menikamku, kau telah tega membuatk buta tidak tahu jalan untuk kembali kepada TuhanKu, kau juga telah menjerumuskanku masukkedalam neraka untuk selama-lamanya, saat ini tiada yang paling kubenci selain engkau jasad!" jawab roh dengan marah

Tapi jasad tidak menggubris sama sekali apa yang dikatakan oleh roh,

Saat itulah tiada pengampunan bagi roh,

Waktu tidak akan berputar kembali,

Tinggallah roh akan menemui penyesalan untuk selama-lamanya,


11 November 2013


Dawuh-Dawuh Gus Miek (Pesan Gus Miek)

5 Maret 2012 pukul 1:09
Dhawuh 1
Saya adalah mursyid tunggal Dzikrul Ghofilin.
“Lho, Gus kok berkata begitu bagaimana dengan farid dan syauki..?” tanya Gus Ali sidoarjo.”mereka hanya meramaikan saja” , jawab Gus Miek


Dhawuh 2
Demi Allah, saya hanya bisa menangis kepada Allah, semoga sami’in yang setia, pengamal Dzikrul Ghofilin, semua maslah-masalahnya tuntas diperhatikan oleh Allah.



Dhawuh 3
Bila mengikuti Dzikrul Ghofilin, kalau tidak tahu artinya yang penting hatinya yakin.


Dhawuh 4
Barusan ada orang bertanya: Gus, Dzikrul Ghofilin itu apa..? saya jawab: “Jamu”.


Dhawuh 5
Dzikrul Ghofilin itu senjata pamungkas, khususnya menghadapi tahun 2000 ke atas


Dhawuh 6
Ulama sesepuh yang dikirimi fatihah oleh orang-orang yang tertera atau tercantum dalam Dzikrul Ghofilin itu yang akan saya dan kalian ikuti di akhirat nanti.


Dhawuh 7
Dekatlan kepada Allah..! kalau tidak bisa, dekatlah dengan orang yang dekat denganNya.

Dhawuh 8
Kemanunggalan sema’an Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin adalah sesuatu yang harus di wujudkan oleh pendherek, pimpinan Dzikrul Ghofilin, dan jama’ah sema’an Al Qur’an. Sebab antara sema’an Al Qur’an kaliyan Dzikrul Ghofilin ingkang sampun dipun simboli kaliyan fatihah miata marroh ba’da kulli shalatin, meniko berkaitan manunggal.


Dhawuh 9
Semoga Dzikrul Ghofilin ini menjadi ketahanan batiniah kita, sekaligus penyangga kita di hari Hisab (hari perhitungan amal). Itulah yang paling penting..!


Dhawuh 10
Nuzulul Qur’an yang bersamaan dengan turunnya hujan ini, semoga menjadi isyarat turunnya petunjuk kepada saya dan kalian semua, seperti firman Allah: “Ulaika ‘ala  hudan min rabbihim wa ulaika hum al-muflihun” (Mereka telah berada di jalan petunjuk , dan mereka adalah orang-orang yang beruntung).


Dhawuh 11
Barusan ada orang yang bertanya: Gus, bagaimana saya ini, saya tidak bisa membaca Al Qur’an..? saya jawab: “Paham atau tidak, yang penting sampean datang ke acara sema’an, karena mendengarkan saja besar pahalanya”.


Dhawuh 12
Sejak sekarang, yang kecil harus berpikir: kelak kalau besar, aku besar seperti apa, yang besar harus berpikir, kalau tua kelak, aku tua seperti apa, yang tua juga harus berpikir, kelak kalau mati, aku mati dalam keadaan seperti apa.

Dhawuh 13
Dalam sema’an ada seorang pembaca Al Qur’an, huffazhul Qur’an dan sami’in. Seperti ditegaskan oleh sebuah hadits: Baik pembaca maupun pendengar setia Al Qur’an pahalanya sama. Malah di dalam ulasan tokoh lain dikatakan: pendengar itu pahalanya lebih besar daripada pembacanya. Sebab pendengar lebih main hati, pikiran, dan telinganya. Pendengar dituntut untuk lebih menata hati dan pikirannya dan lebih memfokuskan pendekatan diri kepada Allah.

Dhawuh 14
Satu-satunya tempat yang baik untuk mengutarakan sesuatu kepada Allah adalah majelis sema’an Al Qur’an. Hal ini tertera di dalam (kalau tidak salah) tiga hadits. Antara lain Man arada an yatakallam ma’a Allah falyaqra’ Al Qur’an (siapa ingin berkomunikasi dengan Allah, hendaknya ia membaca Al Qur’an).

Dhawuh 15
Seorang yang ikut sema’an berturut-turut 20 kali saya jamin apa pun masalah yang sedang dihadapinya pasti akan beres/tuntas.


Dhawuh16
Ada seorang datang kepada saya: “Gus, problem saya bertumpuk-tumpuk, saya sudah mengikuti sema’an 19 kali, tinggal 1 kali lagi, kira-kira masalah saya nanti tuntas atau tidak..?” saya jawab: “yang sial itu saya, kok bertemu dengan orang yang mempunyai masalah seperti itu.”

Dhawuh 17
Saya sendiri  sebagai pencetus sema’an Al Qur’an ternyata kurang konsekuen, sementara sami’in datang dari jauh, bahkan hadir sejak subuh, mulai surat Al fatihah dibaca sampai berakhir setelah doa khotmil Qur’an malam berikutnya baru mereka pulang. Sedang saya ini, baru datang kalau sema’an Al Qur’an akan diakhiri. Itu pun tidak pasti. Terkadang saya berpikir, saya ini seorang yang dipaksakan untuk siap dipanggil kiai.

Dhawuh 18
Berapa yang hadir setiap sema’an? Jangan  lebih lima persen. Nanti bila sami’innya terlalu banyak, saya hanya menangis dan membaca Al Fatihah, lalu pulang. Saya sadar, saya tidak mampu berbuat apa-apa. Jangankan untuk orang banyak, untuk satu orang  saja saya tidak bisa.

Dhawuh 19
Kalau saya nongol, mungkin tak cukup semalaman. Satu persatu harus dilayani. Saya besok ke mana? Apa yang harus saya lakukan? Kami tidak punya modal? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan, Dan, saya dituntut untuk memberikan keterangan yang bisa mereka terima, setidaknya agak menghibur, dengan lelucon atau dengan pengarahan yang pas.


Dhawuh 20
Semoga sema’an dan Dzikrul Ghofilin ini kelak menjadi tempat duduk-duduk dan hiburan anak cucu kita semua.


Dhawuh 21
Alhamdulillah, saya adalah yang pertama memberitahukan kepada “anak-anak” tentang makna dan kegunaan sema’an Al Qur’an. Di tengah maraknya Al Qur’an diseminarkan dan didiskusikan, Alhamdulillah masih ada kelompok kecil yang menyakini bahwa Al Qur’an itu mengandung berkah.

Dhawuh 22
Saya mengambil langkah silang dengan mengatakan kepada anak-anak yang berkumpu agar sebulan sekali mengadakan pertemuan, ngobrol-ngobrol, guyon-guyon santai, syukur bisa menghibur diri dengan hiburan yang berbau ibadah yang menyentuh rahmat dan nikmat Allah. Kebetulan saya menemukan satu  pakem bahwa pertemuan yang dibarengi dengan alunan Al Qur’an, membaca dan mendengarkannya, syukur-syukur dari awal sampai akhir, Allah akan memberikan rahmat dan nikmatNya. Jadi, secara batiniah, sema’an Al Qur’an ini menurut saya adalah hiburan yang bersifat hasnah (bernilai baik). Juga, pendekat diri kita kepada Allah dan tabungan di hari akhir. Itu pula yang benar-benar diyakini para pengikut sema’an Al Qur’an.

Dhawuh 23
Di bukit ini terdapat 3 tiang kokoh (panutan), yaitu (1) Syaikh Abdul Qodir Khoiri, seorang wali yang penuh kasih, (2) Abdul Sholih As-Saliki, seorang wali yang terus menjaga wudhunya demi menempuh jalan berkah, (3) Muhammad Herman, ia adalah wali penutup, orang-orang terbaik berbaur dengannya. Wahai tuhanku, berilah manfaat dan berkah mereka. Kumpulkan aku bersama mereka.

Dhawuh 24
Mengenai tata krama ziarah kubur, selayaknya lahir batin ditata dengan baik. Saya juga berpesan, kalau seseorang berceramah, hendaknya ia tidak meneliti siapa yang dimakamkan, juga riwayat hidupnya. Setidaknya hal demikian ini hukumnya makruh.


Dhawuh 25
Tiga orang yang tidur ini hidup sebelum Wali songo. Orang-orang banyak datang kesini. Demikian juga orang-orang yang sakit, mereka kalau datang ke sini sembuh.


Dhawuh 26
Kelak, bila aku sudah tiada, yang saya tempati ini (makam tambak) bertambah ramai (makmur)


Dhawuh 27
Saya disini hanya ittiba’(mengikuti) kiai sepuh, seperti kiai Fattah dan kiai Mundzir. Di sini, dulu pernah dibuat pertemuan kiai-kiai pondok besar.


Dhawuh 28
Makam ini yang menemukan keturunan Pangeran Diponegaoro. Dulu, desa ini pernah dibuat istirahat oleh pangeran Diponegoro. Di desa ini tidak ada shalat dan tidak ada apapun. Keturunan Diponegoro ini ada dua, yang satu menjadi dukun sunat tetapi kalau berdandan nyentrik, sedang adiknya jadi pemimpin seni jaranan.


Dhawuh 29
Berbaik sangka itu sulit. Jangankan berbaik sangka kepada Allah, kepada para wali dan para kiai sepuh saja sulit.


Dhawuh 30
Di tambak itu, kalau bisa bersabar, akan terasa seperti lautan, dan kalau bisa memanfaatkan, akan banyak sekali manfaatnya. Tapi kalau tidak bisa memanfaatkan, ia akan bisa menenggelamkan.


Dhawuh 31
Huruf hijaiyah itu ada banyak ada ba’, jim, dhot, sampai ya’. Demikian juga dengan taraf ilmu seseorang. Ada orang yang ilmunya cuma sampai ba’, ada orang yang ilmunya sampai jim, ada orang yang ilmunya sampai dhot saja. Nah, orang yang ilmunya seperti itu tidak paham kalau di omongi huruf tha’, apalagi huruf hamzah dan ya’.


Dhawuh 32
Saya bukan kiai, saya ini orang yang terpaksa siap dipanggil kiai. Saya juga bukan ulama. Ulama dan kiai itu beda. Kiai dituntut untuk punya santri dan pesantren. Ulama itu kata jamak yang artinya beberapa ilmuwan. Ketepatan saja saya punya bapak yang bisa ngaji dan punya pesantren. Itu pun tidak ada hubungannya dengan saya yang lebih banyak berkelana. Dari berkelana itu lahirlah sema’an Al Qur’an. Jadi, hiburan “anak-anak” dan saya datang bukan atas nama apa-apa. Hanya salah satu pengikut sama’an Al Qur’an, yang bukan sami’in setia bukan pengikut  yang aktif.

Dhawuh 33
Nanti, kalau suamimu berani menjadi kiai harus sanggup hidup melarat.


Dhawuh 34
Akhirnya (maaf), kita menyadari bahwa kaum ulama, lebih-lebih seperti saya, dituntut untuk menggali dana yang lebih baik, dana yang benar-benar halal, kalau kita memang mendambakan ridho Allah.


Dhawuh 35
Di era globalisasi ini kita dituntut untuk lebih praktis, tidak terlalu teoretis. Semua kiai dan ulama sekarang ini dituntut mengerti bahwa dirinya punya satu tugas dari Allah, yakni membawa misi manusiawi.

Dhawuh 36
Kalau ingin pondok pesantrennya besar, itu harus kaya terlebih dahulu. Nah, kaya inilah yang sulit.


Dhawuh 37
Pondok pesantren ini, walaupun kecil, mbok ya biarkan hidup, yang luar biar di luar, yang dalam biar di dalam.


Dhawuh 38
Saya punya pertanyaan buat diri saya sendiri: mampukah saya mengatarkan “anak-anak?” Sedang ulama saja banyak yang kurang mampu mengantarkan anak-anak untuk saleh dan sukses. Suksenya diraih, salehnya meleset. Di dalam pesantren sama sekali tidak diajarkan keterampilan. Timbul pertanyaan: Bagaimana anak-anak kami nanti di masa mendatang, bisnisnya, ekonominya, nafkahnya hariannya? Mungkinkah mereka berumah tangga dengan kondisi seperti ini?.


Dhawuh 39
Mbah, manusia itu kalau punya keinginan, hambatannya Cuma dua. Godaan dan hawa nafsu. Kuat cobaan apa tidak, kuat dicoba apa tidak.


Dhawuh 40
Para santri itu lemah pendidikan keterampilannya. Sudah terlanjur sejak awalnya begitu. Tapi Alhamdulillah, di pesantren-pesantren seperti Gontor dan pondok pabelan diajarkan keterampilan-keterampilan. Di sana, keterampilannya ada, tapi wiridannya tidak ada. Saya senang pesantren yang ada wiridannya.


Dhawuh 41
Sukses dalam studi belum menjamin sukses dalam hidup. Pokoknya, di luar buku, di luar bangku, di luar kampus, masih ada kampus yang lebih besar, yakni kampus Allah. Kita harus banyak belajar. Antara lain belajar dangdut Jawa, belajar tolak berhala, dan belajar tolak berhala itu sulit sekali! Sulit sekali.

Dhawuh 42
Hidup ini sejak lahir hingga mati, adalah kuliah tanpa bangku.

Dhawuh 43
Mbah, kamu itu ketika mengaji, jika dipanggil ayah, ibu atau putra-putra ayah, siapa saja itu, jangan menunggu selesai mengaji, langsung saja ditaruh kitabnya, lalu menghadap dengan niat mengaji.


Dhawuh 44
Seorang (santri) yang tak kuat menahan lapar, bahayanya orang (santri) itu di pondok bisa berani banyak utang.


Dhawuh 45
Mbah, kalau kamu menggantungkan kiriman dari rumah, kalau belum dikirim jangan mengharap-harap dikirim, semua sudah diatur oleh Allah.


Dhawuh 46
Sekarang, mencari orang bodah itu sulit, sebab orang bodoh kini mengaku pintar. Kelak, kalau kamu sekolah, berlaku bodah saja. Bagaimana caranya? Pura-pura saja, dan harus bisa pura-pura bodoh. Maksudnya, kamu harus pintar membedakan antara orang bodoh dengan orang yang pura-pura bodoh.


Dhawuh 47
Dunia itu memang sedikit, tapi tanpa dunia, seseorang bisa mecicil (blingsatan).


Dhawuh 48
Jadi orang itu harus mencari yang halal, jangan sampai jadi tukang cukur merangkap jagal.

Dhawuh 49
Miskin dunia sedikitnya berapa, tak ada batasannya demikian juga kaya dunia. Seorang yang kaya pasti ada yang di atasnya, seorang yang melarat banyak temannya. Orang kaya pasti ada kurangnya. Ini adalah ilmu Jawa, tidak perlu muluk-muluk mengkaji kitab kuning.


Dhawuh 50
Kamu memilih kaya-sengsara atau melarat-terlunta? Maksudnya, kaya-sengsara itu adalah di dunia diganggu hartanya, sedang di akhirat banyak pertanyaannya.


Dhawuh 51
Gus, tolong saya didoakan kaya. “kaya buat apa?”, tanya Gus Miek. Buat membiayai anak saya. Royan, kamu tak usah khawatir, saya berdoa kepada tuhan agar orang selalu baik dan membantu kamu. Adapun orang yang berbuat buruk atau berniat buruk kepadamu akan saya potong tangannya. Kelak, dirimu saya carikan tempat yang lebih baik dari dunia ini.

Dhawuh 52
Royan, kamu ingin kaya ya? Kalau sudah kaya, nanti kamu repot lho.

Dhawuh 53
Orang kaya yang masuk surga itu syaratnya harus baik dengan tetangganya yang fakir.


Dhawuh 54
Seorang fakir yang tahan uji, yang tetap bisa tertawa dan periang. Sedang hatinya terus mensyukuri keadaan-keadaannya, masih lebih terhormat dan lebih unggul melebihi siapa pun, termasuk orang dermawan yang 99% hak milinya diberikan karena Allah, tetap saja masih unggul fakir yang saleh tadi.


Dhawuh 55
Saat memimpin doa pada acara haul KH. Djazuli Ustman, Gus Miek membaca Ayyuha ad-dunya thallaqtuka fa’anta thaliqah.(Wahai dunia, aku telah menalak kamu, sungguh aku telah mentalak kamu). Gus Miek lalu berhenti dan berkomentar:
Doa-doa seperti ini janan sampai kalian ikut mengamini, belum mengamini saja sudah senin kemis, apalagi mengamini, bertambah dalam (terperosok) lagi.


Dhawuh 56
Maaf, kalau saya harus mengatakan: Anda sebaiknya punya keterampilan. Jangan malu mengerjakan yang kecil, asal halal. Karena banyak sekali rekanan saya yang malu, misalnya jualan kopi di ujung sana, di sektor informal. Kok jualan kopi sih? Padahal saya mendambakan menjadi karyawan bank, biar terdengar keren dengan gaji tinggi. Kok ini? Kata mereka. Padahal ini halal menurut Allah dan sangat mulia. Sayang, mereka salah menempatkan, menjaga gengsi di hadapan manusia. Nah, ini tidak konsekuen, ini terlanjur salah kaprah. Kalau saya mengatakannya secara salah, saya yang terjepit.


Dhawuh 57
Saya ini kan lain. Walau income resmi enggak ada, tanah tak punya, tapi ada rekanan yang lucu-lucu. Hingga rasa tasyakurlah yang lebih berkobar. Bukan rasa kurang atau yang lain.


Dhawuh 58
Ada satu kios kecil yang isi dengan kebutuhan kampung seperti lombok, beras dan gula, di tempat yang sami’in tidak tahu. Kios itu saya percayakan pada seseorang. Terserah dia! Dan, tidak harus untung. Mungkin dia sendiri harus belajar untuk menerima kenyataan. Termasuk untuk tidak untung.


Dhawuh 59
Jadilah seburuk-buruk manusia di mata manusia tetapi luhur di mata Allah.


Dhawuh 60
Tidak apa-apa dianggap seperti PKI tetapi kelak masuk surga.


Dhawuh 61
Hidup itu yang penting satu, keteladanan.

Dhawuh 62
Kunci sukses adalah bergaul, dan di dalam bergaul kita harus ramah terhadap siapa saja. Sedang prinsipnya adalah bahwa pergaulan harus menjadikan cita-cita dan idaman kita tercapai, jangan sebaliknya.


Dhawuh 63
Segala langkah, ucapan, dan perbuatan itu yang penting ikhlas, hatinya ditata yang benar, tidak pamrih apa-apa.


Dhawuh 64
Kalau ada orang yang menggunjing aku, aku enggak usah kamu bela. Kalau masih kuat, silakan dengarkan, tapi kalau sudah tidak kuat, menyingkirlah.

Dhawuh 65
Kalau ada orang yang menjelek-jelekkan, temani saja, jangan menjelek-jelekkan orang yang menjelek-jelekkan. Kalau memang senang mengikuti sunnah nabi, ya jangan dijauhi mereka itu karena nabi itu rahmatan lil alamin.


Dhawuh 66
Kita anggota sami’in Dzikrul Ghofilin khususnya, ayo ramah tamah secara lahir dan batin dengan orang lain, dengan sesame, kita sama-sama manusia, walaupun berbeda wirid dan aliran. Kita harus mendukung kanan dan kiri yang sudah terlanjur mantab dalam Naqsabandiyah, Qodiriyah, atau ustadz-ustadz Tarekat Mu’tabarah. Jangan sampai terpancing untuk tidak suka, tidak menghormati pada salah satu wirid yang jelas muktabar dengan pedoman-pedoman yang sudah terang, khusus dan tegas


Dhawuh 67
Tadi ada orang bertanya: Gus, saya ini di kampung bersama orang banyak. Jawab saya: Yang penting ingat pada Allah, tidak merasa lebih suci dari yang lain, tidak sempat melirik maksiat orang lain, dengan siapa saja mempunyai hati yang baik, itulah ciri khas pengamal Dzikrul Ghofilin.


Dhawuh 68
Era sekarang, orang yang selamat itu adalah orang yang apa adanya, lugu dan menyisihkan diri.


Dhawuh 69
“Miftah, kamu masih tetap suka bertarung pencak silat?” Tanya Gus Miek. Lha bagaimana Gus, saya ikut, jawab Miftah. “Kalau kamu masih suka (bertarung) pencak, jangan mengharap baunya surga.”

Dhawuh 70
Saya lebih tertarik pada salah seorang ulama terdahulu, contohnya Ahmad bin Hambal. Kalau masuk tempat hiburan yang diharamkan Islam, dia justru berdoa: “Ya Allah, seperti halnya Kau buat orang-orang ini berpesta pora di tempat seperti ini, semoga berpesta poralah mereka di akhirat nanti. Seperti halnya orang-orang di sini bahagia, semoga berbahagia pula mereka di akhirat nanti.” Ini kan doa yang mahal sekali dan sangat halus. Tampak bahwa Ahmad bin Hambal tidak suka model unjuk rasa, demonstrasi anti ini anti itu. Apalagi seperti saya yang seorang musafir, saya dituntut untuk lebih menguasai bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati.


Dhawuh 71
Seorang yang diolok-olok atau dicela orang lain, apa itu termasuk sabar? Badanya sakit, anaknya juga sakit, istrinya meninggal, apa itu juga termasuk sabar? Hartanya hancur, istrinya mati, anaknya juga mati, apa itu termasuk orang yang sudah sabar? Seperti  itu tidak bisa disebut sebagai orang sabar, entah sabar itu bagaimana, aku sendiri tidak mengerti.


Dhawuh 72
Tadi, ada orang yang bertanya: periuk terguling, anak-istri rewel, hati sumpek, pikiran ruwet, apa perlu pikulan ini (tanggung jawab keluarga) saya lepaskan untuk mencari sungai yang dalam (buat bunuh diri). Saya jawab: Jangan kecil hati, siapa ingin berbincng-bincang dengan Allah, bacalah Al Qur’an.


Dhawuh 73
Tadi ada yang bertanya: Gus, bagaimana ya, ibadah saya sudah bagus, shalat saya juga bagus, tetapi musibah kok datang dan pergi? Saya jawab: mungkin masih banyak dosanya, mungkin juga bakal diangkat derajat akhiratnya oleh Allah; janganlah berkecil hati.


Dhawuh 74
Orang-orang membacakan Al-Fatehah untukku, katanya aku ini sakit. Aku ini tidak sakit, hanya fisikku saja yang tidak kuat karena aktivitasku ini hanya dari mobil ke mobil, dan tidak pernah libur.


Dhawuh 75
Ada empat macam perempuan yan diidam-idamkan semua orang (lelaki). Perempuan yang kaya, perempuan bangsawan, dan perempuan yang cantik. Tapi ada satu kelebihan yan tidak dimiliki oleh ketiga perempuan itu, yaitu perempuan yang berbudi.

Dhawuh 76
Anaknya orang biasa itu ada yang baik dan ada yang jelek. Demikian juga anaknya kiai, ada yang baik dan ada yang jelek. Jangankan anaknya orang biasa atau anaknya kiai, anaknya nabi pun ada yang berisi dan ada yang kosong. Kalau sudah begini, yang paling baik bagi kita adalah berdoa.


Dhawuh 77
Di tengah-tengah sulitnya kita mengarahkan istri, menata rumah tangga, dan sulitnya menciptakan sesuatu yang indah, sedang tanda-tanda musibah pun tampak di depan mata, semua itu menuntut kita menyusun ketahanan batiniah, berusaha bagaimana agar Allah sayang dan perhatian kepada kita semua.


Dhawuh 78
Tadi, ada orang yang bertanya: anak saya nakal, ditekan justru menjadi-jadi, bagaimana Gus? Nasehat orang tua terhadap anaknya janganlah menggunakan bahasa militer, pakailah bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati.


Dhawuh 79
Gus, kenapa Anda menamakan anak Anda dengan bahasa Arab dan non Arab? Begini, alas an saya menamakan dengan dua bahasa itu karena mbahnya dua; mbahnya di sini santri, mbahnya di sana bukan. Mbahnya di sini biar memanggil Tajud karena santri, mbahnya di sana yang bukan santri biar memanggil Herucokro; mbanya di sini biar memanggil sabuth, mbahnya di sana biar memanggil panotoprojo.


Dhawuh 80
Menurut Anda, bagaimana sebaik-baiknya busana muslim itu? Jilbab kan banyak dipertentangkan akhir-akhir ini? Pada akhirnya, seperti penggabungan Indonesia, Siangapura, Malaysia, Thailand, Brunei, dan Filipina menjadi ASEAN, tidak menutup kemungkinan, ada bahasa dan busana ASEAN. Sehingga siapa pun dengan terpaksa untuk ikut dan patuh. Ya, kita sebagai orang tua harus diam kalau itu nanti terjadi, dan kalau ingin selamat, ya mulai sekarang kita harus berbenah.


Dhawuh 81
Saya kira-kira dituntut untuk lebih menggalakkan ibadatul qalbi (ibadah dalam hati). Mungkin begitu. Sebetulnya putrid rekan-rekan ulama juga sudah banya yang terbawa arus; ya sebagian ada yang masih mengikuti aturan, tetap berjilbab, misalnya. Tetapi ada juga yang tetap berjilbab karena sungkan lantaran orang tuanya mubaligh. Secara umum, sudah banyak yang terbawa arus.


Dhawuh 82
Dunia ini semakin lama semakin gelap, banyak hamba Allah yang bingung, dan sebagian sudah gila. Sahabat Muazd bin Jabbal berkata: “siapa yang ingat Allah di tengah-tengah dunia yang ramainya seperti pasar ini, dia sama dengan menyinari alam ini.”


Dhawuh 83
Memiliki lidah atau mulut itu jangan dibirkan saja, lebih baik dibuat zikir pada Allah, dilanggengkan membaca lafal Allah.


Dhawuh 84
Hadirin tadi ada orang yang bertanya: Gus, pendengar Al Qur’an ini kalau usai shalat fardhu, yang terbaik membaca apa ya? Saya jawab: Untuk wiridan, kecuali kalian yang sudah mengikuti sebagian tarekat mu’tabarah, baik membaca Al Fatehah 100 kali. Ini juga menjadi simbolnya Dzikrul Ghofilin. Resepnya, mengikuti imam Abu Hamid Al Ghazali, yang juga diijasahnya oleh adiknya, Syaikh Ahmad Al Ghazali.


Dhawuh 85
Trimah, kamu pasti mau bertanya: Kiai, wiridannya apa, mau bertanya begitu kan? Tidak sulit-sulit, baca shalawat sekali, pahalanya 10 kali lipat; jangan repot-repot, baca shallallah ‘ala Muhammad, itu saja, yang penting benar.

Dhawuh 86
Saya punya penyakit yang orang lain tidak tahu. Saya ini terus terang tamak, takabur yang terselubung, dan diam-diam ingin kaya. Padahal saya punya persoalan khusu dengan Allah. Artinya, saya adalah hamba yang diceramahkan, sedang Allah yang sudah saya yakini adalah sutradara.


Dhawuh 87
Persoalan mengenai hakikat hidup di dunia masih sering kita anggap remeh. Olih karena itu, sangat perlu dilakukan sebentuk muhasabah. Sejauh mana tauhid kita, misalnya. Dan, ternyata kita belum apa-apa. Kita belum menjadi mukmin dan muslim yang kuat.


Dhawuh 88
Taqarrub (pendekatan) kita kepada Allah seharusnya menjadi obat penawar bagi kita. Apa pun yang terjadi, apa pun yang diberikan Allah, syukuri saja. Sayang, terkadang kita belum bisa menciptakan keadaan yang demikian. Kita seharusnya bangga menjadi orang yang fakir. Sebab sebagian penghuni surga itu adalah orang –orang fakir yang baik.


Dhawuh 89
Dahulu, pada usia sekitar 10 tahun, saya sering didekati orang,dikira saya itu siapa. Ungkapan orang yang datang kepada saya itu-itu saja: minta restu atau mengungkapkan kekurangan, terutama yang berhubungan dengan materi. Perempuan yang mau melahirkan juga datang. Dikira saya ini bidan. Karena makin banyak orang berdatangan, lalu saya menyimpulkan: jangan-jangan saya ini senang dihormati orang, jangan-jangan saya ini dianggap dukun tiban juru penolong atau orang sakti.


Dhawuh 90
Surga itu miliknya orang-orang yang sembahyang tepat pada waktunya.


Dhawuh 91
Shalat itu, yang paling baik, di tengah-tengah Al-Fatehah harus jernih pikiran dan hati.


Dhawuh 92
Shalat itu, yang paling baik adalah berpikir di tengah-tengah membaca Al-Fatehah.

Dhawuh 93
Coro pethek bodon. Di akhirat, bila berbuat buruk satu, berbuat baik satu itu rugi. Di akhirat, bila berbuat buruk satu, berbuat baik dua itu rugi. Di akhirat, bila berbuat buruk  satu, berbuat baik tiga itu baru untung.


Dhawuh 94
Kalau kamu ingin meningkat satu strip, barang yang kamu sayangi ketika diminta orang, berikan saja. Itu naik 1 strip, lebih-lebih sebelum diminta, tentu akan naik 1 strip lagi.

Dhawuh 95
Seorang yang berani melakukan dosa, harus berani pula bertobat.

Dhawuh 96
Kalau kamu mengerjakan kebaikan, sebaiknya kau simpan rapat-rapat; kalau melakukan keburukan, terserah kamu saja: mau kau simpan atau kau siarkan.


Dhawuh 97
Kowe arep nandi Sir? Tanya Gus Miek. Badhe tumut ujian, jawab Siroj. Kapan?  tanya Gus miek . sak niki, jawab Siroj. Golek opo?, Tanya Gus Miek lagi. “Ijasah,” jawab Siroj juga. Lho kowe ntukmu melu ujian ki mung golek ijasah, e mbok sepuluh tak gaekne. Yoh, dolan melu aku.

Artinya:
Kalau kamu ikut ujian hanya untuk ijasah, sini, mau 10 saya buatkan, ayo ikut saya.


Dhawuh 98
“Kamu mau kemana sir?” Mau ngaji. “Biar dapat apa?” Biar masuk surga. “jadi, alasan kamu mengaji itu hanya untuk mencari surga? Jadi, surga bisa kamu peroleh dengan mengaji? Kalau begitu, sudah kitabmu ditaruh saja, ayo ikut bersama saya ke Malang.


Dhawuh 99
Saya katakana kepada anak-anak, Dzikrul Ghofilin jangan sampai diiklankan atau dipromosikan sebagai senjata pengatrol kesuksesan duniawi.


Dhawuh 100
Saya imbau, jangan sampai ada yang berjaga lailatul Qodar, itu ibarat memikat burung perkutut.


Dhawuh 101
Belum tahun 2000 saja sudah begini; bagaimana kelak di atas tahun 2000? Dunia ini semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas, semakin lama semakin panas.


Dhawuh 102
Saya senang orang-orang Nganjuk karena orangnya kecil-kecil. Ini sesuai sabda nabi: “Orang itu yang baik berat badannya 50.” Juga, ada sabda lain yang menguatkan : “Orang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling sedikit makannya.” Ini sesuai firman Allah: Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut (QS. Quraiys: 4).
Lapar adalah syarat untuk menghasilkan tujuan. Maka, siapa tidak senang lapar, ia bukan bagian dari ahli khalwat (menyendiri).


Dhawuh 103
Miftah, kalau kamu nanti sudah pulang dari mondok, jangan suka menjadi orang terdepan.

Dhawuh 104
Biarkan dunia ini maju. Akan tetapi, bagi kita umat Islam, akan lebih baik kalau kemajuan di bidang lahiriah dan umumiyah ini dibarengi dengan iman, ubudiyah, serta sejumlah keterampilan positif. Jadi, memasuki era globalisasi menuntut kita untuk lebih meyakini bahwa shalat lima waktu itu, misalnya, adalah senam atau olah raga yang paling baik. Setidak-tidaknya, bagi orang Jawa bangun pagi itu tentu baik. Apalagi kita yang mukmin. Dengan bangun pagi dan menyakini bahwa kegiatan shalat Subuh adalah senam olah raga yang paling baik, otomatis kita tersentuh untuk bergegas selakukan itu.


Dhawuh 105
Sir, kalau kamu mau bertemu aku, bacalah Al-Fatehah 100 kali.


Dhawuh 106
Kalau mau mencari aku, di mana dan kapan saja, silakan baca surah Al-Fatehah.

Dhawuh 107
Mbah, kalau kamu mau bertemu aku, sedang kamu masih repot, kirimi saja aku Al-Fatehah, 41kali.


Dhawuh 108
Mencari aku itu sulit; kalau mau bertemu dengan aku, akrablah dengan keluargaku, itu sama saja dengan bertemu aku.


11 November 2013

Harga Facebook



Kiai Dullah betul-betul dibuat jengkel. Untuk kesekian kali seorang penguasaha warnet mengejek para santrinya sebagai gerombolan orang masa kini yang gaptek alias gagap teknologi. Cepat-cepat ia paksakan kaki tuanya itu bertandang ke warnet.

“Saya memang melarang santri saya main di warnet sampean. Tapi jangan seenaknya sendiri dong menghina santri-santri saya,” sergah Kiai Dullah.

“Maksudnya, Yai?” pengusaha warnet belum paham.

“Kenapa santri saya dibilang gaptek?” Kiai Dullah tak terima.

“Gimana enggak gaptek, Yai, kalau facebook saja tidak punya. Hari gini...”

“Memang berapa sih harganya facebook, saya beli semua.”



“@###????”

15 November 2013

Nikmat

Bisa kedip dan bernafas itu nikmat atau laknat, Allah sudah memberikan nikmat yang tak dapat kita hitung tapi kalau tidak sholat kita kan bisa dianggap penghianat.
Apa pantas penghianat masuk Surga.

Karena kamu sudah menerima nikmat tetapi kalau tidak Sholat, tidak baca syahadat, tidak baca sholawat walaupun hidupmu terhormat karena punya pangkat kamu tetap kena laknat dan masuk golongan Abu Lahab.

20 November 2013

Di tengah masyarakat kita, banyak yang lebih mengutamakan egoismenya untuk pergi haji, sudah haji sekali, ingin dua kali, tiga kali dan seterusnya. Sehingga umat Islam yang belum pernah  berhaji semakin panjang antriannya untuk menunggu kuota dan kesempatan berhaji. 

Masyarakat mampu secara ekonomi lebih banyak mengutamakan ibadah individu dari pada ibadah sosial. Jangan-jangan ketika para jemaah haji Indonesia berdoa di multazam pun, mereka hanya berdoa untuk kesuksesan dan kemakmuran diri sendiri saja, tanpa mau mendoakan masyarakat Indonesia yang sedang krisis tauladan ini. Itu juga sebabnya mungkin mengapa Allah kurang mendengar doa jamaah haji kita, karena mereka hanya berdoa untuk kepentingan diri dan keluarga saja. Mungkin ada yang mendoakan bangsa Indonesia ini, namun senyatanya kondisi negara kita tidak banyak berubah. Doa para hujjaj ini belum dapat menyelesaikan berbagai kesulitan bangsa, karena tidak datang dari lubuk hati yang paling dalam. Banyak para tokoh yang sedang bermasalah, mereka pergi ke tanah suci Mekah, namun apakah ritual di tanah suci dapat menyelesaikan masalah bangsa?


20 November 2013


Nabi SAW. pernah bersabda : ”La yakun ahadukum imma’atan, yaquulu anaa ma’a an naas, in ahsana an-naasu ahsantu, wa in asaa’uu, asa’tu. Walakin waththinu anfusakum. In ahsana an naas, an tuhsinuu, wa in asaa’uu, an tajtanibuu isaa’atahum. 

Artinya : ''Janganlah kalian menjadi orang yang oportunis (tak punya pendirian). Ia berkata : ”aku ikut orang banyak saja. Jika mereka berbuat baik, aku pun ikut berbuat baik. Jika mereka berbuat buruk akupun ikut. Akan tetapi, teguhkanlah pendirianmu. Jika manusia berbuat baik, maka berbuat baiklah kalian. Jika manusia berbuat buruk, maka hendaklah kalian menjauhinya.'' (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Manakala kita menempuh jalan perjuangan dan dakwah, pasti banyak godaan, rayuan, fitnah, caci maki dan sikap yang tidak menyenangkan. (QS.7:16-17,2:214,104:1-4). 
Melakukan kebaikan bukan untuk mencari atau mengharap agar semua orang senang kepada kita. Ketika ada segelintir orang yang tidak senang, maka itu saatnya menguji keteguhan prinsip atau pendirian kita. 
Jangan terpengaruh pendapat orang banyak, karena belum tentu benar dan baik. Pendapat yang sedikit, belum tentu salah.   
Jika sudah bulat hati (’azam) dengan pertimbangan matang, maka tawakkal kepada Allah(QS.3:159).  Kebenaran itu dari Allah dan jangan termasuk orang yang bimbang (QS. 2:147, 4:170, 6:104,10:94,18:29). 

Kehidupan di tengah masyarakat, tempat kerja atau komunitas, seringkali kita berada pada posisi yang sulit untuk menentukan pilihan atau sikap.
 
Banyak pertimbangan yang seringkali menjadi ganjalan untuk mengatakan benar atau salah. Kita sering mengkhianati hati nurani atau keyakinan demi menjaga hubungan baik, menghormati atasan atau mengharap proyek yang sudah di depan mata, atau menjaga perasan orang lain. Ingin menyenangkan hati semua orang. 

Tentu hal itu tidak mungkin. Ada ungkapan bijak : ”If you try to please everyone, you will please none. Not even your self.” (Jika kamu mencoba menyenangkan semua orang, engkau tidak akan menyenangkan siapa pun, termasuk diri sendiri.”)  

Sikap plin plan, tak berpendirian, tidak tegas atau mengikuti angin berhembus yang berubah-ubah akan berujung penderitaan.  

20 November 2013

Berbuat baiklah kepada orang-orang yang lemah. Kita tidak tahu, bisa jadi Allah bukakan untuk kita pintu-pintu rahmat, karunia, dan kebaikan yang sebelumnya tertutup karena doa dari mereka.

Anda tidak tahu amal mana yang diterima oleh Allah. Boleh jadi seorang yang ilmunya sedikit tapi dia memiliki amal kebaikan yang menyebabkannya mendapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi Allah dari orang-orang yang lebih berilmu darinya. 

Timbangan seberapa besar dan berat suatu amal kebaikan penilaiannya adalah hak Allah untuk menghisabnya. Tidakkah Anda baca bagaimana seorang perempuan pelacur diampuni dosanya disebabkan ia memberi minum kepada anjing yang sedang kehausan?

Bisa jadi Anda melakukan amalan yang ringan dan sepele tapi ia lebih barakah dari amalan-amalan Anda lainnya. Janganlah menganggap remeh akan amal kebaikan sekecil apa pun.

Boleh jadi Anda sedang tertidur sedangkan pintu langit diketuk puluhan doa untuk Anda. Doa dari seorang fakir miskin yang telah Anda bantu meskipun sedikit. 

Doa dari orang yang telah Anda hibur dari kesedihannya. Doa dari orang yang lewat di jalan yang telah Anda hadiahkan kepadanya berupa senyuman yang tulus.

Doa dari seorang yang Anda antar dengan mobil atau motor. Doa dari seorang kuli bangunan yang Anda buatkan teh atau berikan air putih. Doa dari seorang yang telah Anda tunjukkan kepadanya alamat yang dicarinya. 

Doa dari seorang yang menitipkan oleh-oleh untuk anaknya di luar kota dan seterusnya. Janganlah menganggap remeh akan amal kebaikan sekecil apa pun! Wallahua'lam.

6 Desember 2013


Bagi yang nyaris putus asa, disakiti orang yang dicintai, itulah bukti rahmat Allah padamu, Dia mengirim pesan bawah orang itu bukan yang terbaik untukmu. Allah yang akan mengirimkan penggantinya.. seseorang yang jauh lebih baik untukmu. Jemputlah dan dekatkan dengan doa yang tak pernah putus, ibadah yang tak pernah lalai.. dekati terus Allah yang Maha Mengatur..

Bagi yang sudah menikah belum dikaruniai anak, teruslah berdoa tiada putus. Dialah sang pemilik pabrik anak keturunan, bukan dokter kandungan. Allah lah yang mengatur kehadiran anak-anak manusia lewat waktu terbaik yang ditentukannya. Tiap keluarga punya takdir sendiri, waktu terbaik Allah yang tahu dan memiliki..


Bagi yang punya masalah tak berkesudahan, coba interopeksi.. jangan-jangan engkau punya masalah dengan Dia Pemilik Kemudahan. Sholat sering bolong, atau gak pernah tepat waktu, durhaka pada orang tua, gak mau sedekah. Berubahlah, agar Allah yang akan datang membereskan masalahmu dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ketika engkau punya masalah, selama yang kau cari solusi maka akan capek sendiri. Carilah Allah yang Maha Pemilik Solusi, dekati dia, maka dia akan hadirkan solusi-solusi dari masalahmu..


9 Desember 2013

 “Dia menghadirkan demokrasi berbagi di tengah pergulatan hidup. Ibuku adalah cermin kesederhanaan yang sempurna di mata kami dan kesederhanaan inilah yang menyelamatkan kami,”  iwan setyawan

Nasihat sang ibu memberi keyakinan bahwa menjalani proses adalah menjalankannya sekarang, saat ini, dengan kerja keras dan melepaskan ketakutan akan hasil yang didapat. Kegagalan ataupun keberhasilan sebuah proses adalah dimensi lain yang akan melahirkan pelajaran baru untuk proses selanjutnya

Dan pada akhirnya, cinta keluargalah yang menyelamatkan semuanya.”

10 Desember 2013


Cerita Anak Kecil Melawan Setan - Adzan maghrib pun berkumandang dengan merdunya. Seperti biasa, Salim anak TK yang masih berumur 5 tahun itu pun langsung bergegas ke Masjid untuk sholat maghrib berjama'ah sekaligus ngaji seusai sholat dengan Pak Ustadz di Masjid.

Selepas mengaji, Salim pulang sendirian karena teman temannya sudah lebih dulu pulang. Pas melewati depan rumah kosong (suwung tak berpenghuni) Salim terdiam sejenak, langkahnya langsung terhenti ketika didepannya terlihat bayangan putih menghalangi jalannya.


Salim takut dan bingung, mau balik lagi ke masjid jaraknya sudah cukup jauh, mau pulang didepannya ada bayangan putih menyerupai mbak kunti dan menghalanginya. Dalam kekalutan hatinya, Salim ingat pesan Abahnya. "Lim, manusia itu tidak boleh takut sama syetan. Kalau ada syetan, kamu bacain doa saja pasti syetannya kabur."

Akhirnya dengan keberanian yang dikumpulkan Salim pun membaca doa sebisanya dengan berteriak keras, kebetulan barusan di masjid diajarin Ustadz baca doa :
.
.
.
.
.
.
.
"ALLOHUMA BALIKLANA PIMA LOZAKTANA WAKINA ADAA BANNAL"
(maklum anak kecil, jadi agak cedal)

Tanpa diduga, ternyata benar bayangan putih itu alias mbak kunti pun langsung kabur dan sambil ngedumel sendiri :

"BUSYET DAH, SEUMUR UMUR JADI SYETAN, BARU SEKARANG GUA MAU DIMAKAN SAMA ANAK KECIL"


24 Desember 2013

Nasehat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dgn TAHAJUD.

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka LUASKAN aku dengan ber SILATURAHIM.

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka RAMAIkanlah aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH

5). Aku yang menyepitkanmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan himpitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"..


24 Desember 2013

Kehilangan orang yang sangat disayangi, apalagi orang tersebut sangat dekat dengan kita, memang bisa membuat kita tenggelam dalam lautan duka. Namun jangan lupa, Anda tidak sendiri. Ada banyak orang yang membutuhkan Anda dan masih menyayangi Anda. Doakanlah mereka yang telah pergi, dan tetap semangat bersama mereka yang masih bersama dengan Anda